“OUTBOND & ZIARAH EDUKATIF” SMP PLUS MAULANA MALIK IBRAHIM BOJONEGORO
“OUTBOND & ZIARAH EDUKATIF” SMP PLUS MAULANA MALIK IBRAHIM BOJONEGORO
Menyatukan Bahasa, Alam, dan Nilai Sejarah dalam Satu Perjalanan
Rombongan besar yang penuh semangat itu memulai perjalanan dengan tujuan pertama: Makam KH. Charish Adnan, Pendiri Pondok Pesantren Adnan Al-Charish di Kabupaten Bojonegoro. Di tempat yang penuh ketenangan ini, para siswa diajak untuk mengenal dan meneladani semangat keilmuan serta perjuangan seorang ulama pendiri pesantren di daerah mereka. Kegiatan ziarah diawali dengan tausiyah singkat dan doa bersama, mengingatkan pentingnya menghargai jasa para pendahulu.
Dari nuansa religius yang khusyuk, atmosfer berubah penuh keceriaan dan tantangan saat rombongan tiba di lokasi kedua: Pantai Jenu, Tuban. Di hamparan pasir dan deburan ombak laut Jawa ini, kegiatan outbond berlangsung meriah. Dipandu oleh instruktur, siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengikuti serangkaian permainan yang membutuhkan kerja sama, komunikasi, strategi, dan tentu saja, keberanian. Teriakan semangat dan tawa riang menggema di sepanjang pantai. Tidak lupa, kosakata Bahasa Inggris yang telah dipelajari selama English Camp pun kerap diselipkan, menjadikan suasana outbond semakin berwarna dan edukatif.
Usai membakar energi dan memperkuat tali persaudaraan di Pantai Jenu, perjalanan dilanjutkan untuk kembali menyelami khazanah sejarah. Rombongan berziarah ke Makam Syekh Husein Jenu, Tuban, yang dikenal sebagai Guru Al-Qur’an dari KH. Charish Adnan. Ziarah ini memberikan perspektif utuh tentang rantai keilmuan (sanad ilmu) dan pentingnya mencari guru dalam menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum.
Puncak dari rangkaian ziarah adalah kunjungan ke Makam Maulana Ibrahim Asmoroqondi di Tuban. Sebagai salah seorang Walisongo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, Maulana Ibrahim Asmoroqondi (ayah dari Sunan Ampel) memiliki kaitan erat secara spiritual dengan nama besar sekolah ini, Maulana Malik Ibrahim. Di makam ini, seluruh peserta merenungkan nilai-nilai dakwah yang santun, berintegrasi dengan budaya, serta semangat untuk berkontribusi positif bagi masyarakat. Kegiatan ditutup dengan pembacaan doa dan refleksi singkat oleh perwakilan guru.
Kepala SMP Plus Maulana Malik Ibrahim, dalam sambutannya, menyatakan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai project-based learning yang holistik. “Hari ini kita mengintegrasikan tiga pilar: English Skill yang kita asah di camp, Character Building melalui outbond, dan Historical & Spiritual Awareness melalui ziarah. Ini adalah bentuk konkret pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan otak, tetapi juga membentuk hati dan jiwa sosial siswa,” ujarnya.
Mrs. Qia dan Mrs. Risa, yang mendampingi selama perjalanan, menambahkan bahwa pengalaman langsung (real experience) seperti ini adalah media terbaik untuk melatih komunikasi bahasa Inggris dalam konteks yang nyata dan berkesan.
Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari itu berakhir dengan kepuasan dan kenangan mendalam bagi seluruh peserta. Wajah-wajah lelah namun bahagia terlihat di perjalanan pulang. Bukan hanya sertifikat outbond yang mereka bawa pulang, tetapi juga pelajaran tentang kerjasama, sejarah lokal, dan rantai ilmu yang menginspirasi untuk menjadi generasi yang lebih baik, sesuai dengan visi sekolah: Berilmu, Beramal, dan Berakhlak Mulia.
Komentar
Posting Komentar