Cinta di Antara Ejekan

 


Cerita oleh: Salsa Fitria

 

Setiap hari, Safira harus melewati asrama putra untuk menuju ke kelas diniyah. Dan setiap kali pula, dia harus berhadapan dengan ejekan-ejekan dari para santri putra.

"Hei, cantik! Mau ke mana?" seru salah satu santri putra, yang diikuti dengan sorakan dan tawa teman-temannya.

Safira hanya bisa menundukkan kepala dan berjalan cepat-cepat, berusaha mengabaikan mereka. Hatinya dipenuhi rasa benci terhadap santri putra.

"Kenapa sih mereka selalu mengejekku? Apa salahku?" gumam Safira kesal.

Hari demi hari, Safira terus harus melewati asrama putra dengan perasaan was-was. Dia mulai membenci untuk pergi ke kelas diniyah karena tidak ingin bertemu dengan para santri putra yang selalu mengejeknya.

Hingga suatu hari, Safira terjatuh saat melintas di depan asrama putra. Tiba-tiba, seorang santri putra datang menghampirinya dan membantunya berdiri.

"Kau tidak apa-apa?" tanya santri putra itu dengan nada khawatir.

Safira terkejut, namun segera mengangguk. "Iya, aku tidak apa-apa. Terima kasih."

"Maafkan teman-temanku, ya. Mereka memang sering berbuat jahil," ucap santri putra itu lagi.

Safira hanya terdiam, tidak menyangka akan mendapat perlakuan baik dari seorang santri putra.

Sejak kejadian itu, Safira mulai memperhatikan santri putra yang menolongnya. Dia ternyata adalah Faisal, salah satu santri yang paling rajin di pondok pesantren. Safira tanpa sadar mulai tertarik dengan Faisal.

Suatu hari, saat Safira kembali melewati asrama putra, Faisal menyapanya.

"Hai, Safira. Bagaimana kabarmu hari ini?" sapa Faisal dengan ramah.

Safira terkejut, namun berusaha menjawab dengan tenang. "Aku baik-baik saja, Kak Faisal."

Mereka pun mulai sering berbincang saat Safira melewati asrama putra. Perlahan-lahan, rasa benci Safira terhadap santri putra mulai berubah menjadi rasa suka.

Suatu hari, Safira memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Faisal.

"Kak Faisal, ada yang ingin aku katakan padamu," ujar Safira dengan gugup.

"Apa itu, Safira?" tanya Faisal.

"Sebenarnya, aku... aku menyukaimu, Kak," ungkap Safira sambil menundukkan kepala.

Faisal terkejut, namun kemudian tersenyum. "Aku juga menyukaimu, Safira."

Mendengar pengakuan Faisal, Safira tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Dia tersenyum lebar dan menatap Faisal dengan penuh kasih sayang.

Sejak saat itu, Safira tidak lagi membenci santri putra. Dia malah bersyukur karena pertemuan dengan Faisal telah mengubah pandangannya. Kini, Safira menyadari bahwa tidak semua santri putra itu jahat. Ada sisi baik yang tersembunyi di balik ejekan-ejekan mereka.

Pondok pesantren Adnan Al Charish kembali menjadi tempat yang indah bagi Safira, di mana dia bisa menemukan cinta yang tulus dari seorang santri putra.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemilihan OSIS Baru di SMP Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro

Upacara Hari Pahlawan 2024

Semangat Kebersamaan Warnai Upacara Hari Guru di SMP Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro