Naskah Drama: Karma Masih Berlaku
Karya: Fyza Ichsan A. & A. Haidar F M.
Doel: “Woiiii!!!!, Uang lo mana?!, berani beraninya masuk daerah gua?!” (sambil dalam keadaan mabuk, dan memegang satu botol miras)
Doni: “ Hmmm... ini buat beli obat ibu saya yang sakit pak.” (memohon kepada Doel dengan membungkuk)
Doel: “Saya gak peduli!!! Sudah, pergi sana” (merampas uang doni dan menendang doni sampai terjatuh)
Suatu hari, ketika Doel kerumah adiknya (bapaknya budi) yang bernama Haidar, ia melihat uang bernilai 500 ribu rupiah. Doel pun berniat mengambil uang tersebut di lemari Baim.
Doel: “Dekkkk!!!” (berteriak sambil duduk di sofa)
Haidar: ”Opo tho mass?? Kok keras sekali manggilnya”
Doel: ”Bikinin saya satu cangkir kopi!!!” (mengacungkan jari telunjuknya)
Haidar: ”Oke siap” (dengan tangan di kepalanya seperti hormat)
Doel pun langsung mengambil uang Haidar saat Haidar sedang membuatkan kopi, tapi saat tangan Doel sudah hampir menyentuh uang itu, tiba tiba ada Budi yang nongol di pintu kamar Haidar.
Budi: ”Ngapain pakdhe??” (sambil mengerutkan dahinya)
Doel: ”Nggak ngapa ngapain kok, udah pergi kamu main sana di lapangan, nih layangan!!” (bentak doel sambil memberikan layangan yang kebetulan ada di dalam lemari
Budi: ”Yaudah dehh, makasih ya pakdhe” (menerima layangan tersebut)
Singkat cerita, Doel mengambil uang tersebut lalu pergi dari rumah Haidar. Pada keesokan harinya Haidar tersadar uangnya hilang saat ingin membeli beras, ia pun tanya kepada Budi.
Haidar: ”Budd, tahu uang bapak di lemari gak?” (sambil merogoh pakaian di lemari)
Budi: ”Gak tahu pak, tapi kemarin Budi lihat Pakdhe membuka lemari bapak”
Haidar: ”Halah pasti diambil, ayo segera lapor Pak RT saja”
Budi: ”Ayo pak” (bersemangat dengan tangan menggenggam)
Akhirnya Budi dan Haidar melaporkan ke pak RT, mereka bertiga pun melabrak ke rumah Doel.
Pak RT: ”Pintunya ternyata dikunci” (mengotak-atik pegangan pintu rumah milik Doel)
Haidar: ”Langsung dobrak saja pak!!” (ancang-ancang mendobrak pintu milik Doel)
Pintu pun terbuka terlihat doel sedang mabuk dengan botol didepannya, terlihat Doel sudah meminum 6 botol minuman keras dan pil narkoba.
Haidar: ”Mass!!, kamu ambil uang saya ya!?!?” (sambil menunjuk kearah Doel)
Doel: ”Yaa!! Emang kenapa? Ha? Kejar sini!!” (berlari ke luar rumah)
Doel berlari kearah selatan rumah, Pak RT berlari di belakangnya dan diikuti oleh Haidar dan Budi. Saat melewati rel kereta, tiba’tiba ada kereta lewat dan Doel tertabrak kereta.
Haidar: ”Mass! mass!” (sambil mendekati mayat Doel)
Pak RT: ”Innalillahi wa innailaihi rojun” (meraih mayat Doel dan menutup matanya yang masih terbelalak)
Akhirnya banyak warga yang datang, akan tetapi banyak yang mencaci mayat doel’.
Warga: ”Mati juga orang inii!!”
Pak RT :”Astaghfirullah, gak boleh gitu pak” (mengelus dada)
Tiba tiba ada seorang laki-laki datang, dia bernama Robert, teman dekat Doel ketika doel masih sering berbuat dosa.
Robert: ”Saya temannya pak!, dan saya menyesal telah melakukan perbuatan seperti ini bersama Doel. Awalnya saya sudah mengajaknya bertobat, tapi doel tidak mau”
Haidar: ”Ga’ papa....Mari kita urus mayat ini” (sambil meneruskan membawa mayat Doel)
Keesokan harinya, Doel pun hanya dimakamkan oleh sedikit warga karena warga tidak mau memakamkan Doel, kuburan Doel meluapkan hawa panas membuat warga berhamburan pergi dari makam Doel.
“Janganlah berbuat maksiat, perbanyaklah sholat, sebab hidup di dunia hanya sesaat dan yang kekal hanyalah akhirat”

Komentar
Posting Komentar